Bagaimanacara membuatnya? Yuk buka komputer kamu, dan langsung saja kita mulai membuat kuis sederhana dengan HTML, dan CSS: 1. Buka XAMPP Control Panel, serta aktifkan Apache dan MySql. 2. Buka text editor, seperti Notepad++, atau Dreamweaver dan ketiklah script code berikut.
tutorial ini, kita akan belajar membuat sebuah library untuk Android yang bisa digunakan pada Android Studio. Bagi yang belum tahu apa itu library; contohnya seperti Library Glide dan Picasso untuk mempermudah kita menampilkan contoh kasus library yang kita buat sekarang sangat sederhana agar teman-teman dapat lebih mudah paham bagaimana cara pembuatan library Android sampai library yang kita buat dapat kita langsung gunakan. Contoh library yang akan kita buat adalah libray yang dapat menampilkan pesan ke dalam atau Info yang ada di dalam Logcat Android mari kita mulai! Sila ikuti proyek baru. Seperti biasa, bisa pilih Empty Activity, dengan nama proyek seperti nama library yang kalian Saja Empty Activity2. Akan tampil seperti biasa proyek baru Android Proyek Baru di Android Studio3. Lalu, tambahkan library di dalam proyek kita. Caranya pilih menu File → New Library ke ProyekLalu, akan muncul window baru untuk memilih tipe modul yang ingin kita Tipe Modul LibrarySila pilih tipe modul Android Library karena kita ingin membuat sebuah library. D yaiyalaahSetelah memilih Android Library, pilih Next. Akan muncul window baru untuk memasukkan nama library yang kita inginkan. Sila isi dengan nama library yang kita inginkan. Kali ini tidak perlu menambahkan example atau apapun di belakangnya. Lebih baik hanya nama library. Setelah selesai, pilih Modul LibrarySetelah berhasil membuat modul library, akan tampil sebuah modul baru di bagian kiri tampilan Android Studio Library yang Telah Dibuat4. Kemudian, dengan modul yang baru, tambahkan file class Kotlin, agar kita bisa melakukan perintah apapun seperti membuat aplikasi seperti membuat class baru, klik kanan pada folder library kita → pilih New → Kotlin File/ Class Baru di LibraryAkan muncul dialog untuk memasukkan nama dan tipe file yang ingin kita buat. Sila masukkan nama class yang kalian inginkan, lalu pilih tipenya Class, kemudian pilih catatan, nama class atau nama function ini akan kita gunakan nanti saat menggunakan library Class BaruSetelah berhasil membuat class Kotlin, bila muncul pilihan untuk konfigurasi modul yang baru kita buat menjadi support Kotlin, pilih configure saja agar module kita yang baru bisa support bahasa kita configure, biasanya di dalam gradle bagian dependency ada perintah yang masih menggunakan compile. Ganti compile dengan Implementation. Apabila masih ada warning, bisa dibiarkan Kemudian, kita tambahkan kode untuk library kita. Karena di sini hanya percobaan, library yang akan kita buat adalah library yang simpel yaitu membuat atau menampilkan pesan log info pada Android Studio dengan bantuan library kita. Sila tambahkan kode di bawah ini ke class yang baru kita LibDebug { companion object Builder { private const val TAG = "LIB_EXAMPLE_ANDROID" fun imessageString{ message } }}6. Setelah kita memiliki library dan sudah ditambahkan dengan sebuah perintah yang ingin kita lakukan nanti dengan library tersebut, saatnya memasukkan proyek kita ke GitHub sila eksplor sendiri, ya, cara memasukkan proyek ke GitHub D.Setelah masuk ke Github, tampilan repositori di Github akan terlihat seperti iniTampilan Repositori di GitHub7. Kita akan mencoba agar library kita dapat di-publish menggunakan Sila buka website-nya Website Salin URL repositori library yang kita punya di dalam GitHub Tempel URL tersebut ke kolom yang ada di website lalu pilih Look Kita akan Otomatis Dipersingkat oleh JitPackAkan tampil informasi tentang versi dari library kita yang ada di repositori GitHub dan bagaimana menggunakan library kita dengan JitPackPada bagian Releases, terdapat riwayat commit kita di GitHub, dan di sampingnya ada tombol Get pada Bagian ReleasesIni digunakan bila ingin library kita dibuat berdasarkan versi dari commit yang Selanjutnya, kita membutuhkan versi release dari library. Oleh sebab itu, kita harus melakukan release pada repositori kita yang ada di buka repo GitHub kita lagi yang ada di browser, lalu klik bagian Repositori di GitHubMasukkan informasi versi dari library kita dan deskripsi library kita, lalu pilih Publish untuk Merilis LibraryBila berhasil, tampilannya akan seperti iniTampilan LibraryYeeey, kita sudah berhasil merilis library kita! D11. Kembali ke website tekan button Look up lagi, maka tampilan terbaru untuk status versi library kita akan berubah menjadi versi release. Tunggu sampai ikon loading berubah menjadi ikon dokumen berwarna hijau, lalu tekan tombol Get it. Library kalian pun siap digunakan!12. Selamat, kamu sudah berhasil membuat library yang bisa digunakan di proyek Android Studio! Tinggal tambahkan library kalian ke dependency seperti library yang untuk mudahnya cara menggunakan library kalian dengan sudah ada tutorialnya. Setelah menekan tombol Get it, akan diarahkan ke tutorial cara memasukkan library kalian ke dalam sebuah LibraryDengan menambahkan library kalian ke dalam dependencies, library kalian jadi bisa digunakan. hore13. Sila dicoba dengan membuat proyek baru atau dengan project yang sudah ada. Masukkan dependencies seperti di atas, lalu gunakan library yang kalian buat sesuka Pesan Hanya dengan Huruf “i”. DKarena dalam kasus ini kita hanya membuat library yang sederhana menampilkan pesan pada log info, hasil dari library kita akan seperti itu. Sila teman-teman membuat library yang lebih bagus dan bisa bermanfaat untuk semua orang. 😃Terima kasih sudah membaca! Keep learning and never give up. See you! ❤Repositori GitHub Firdaus adalah salah satu Android developer di GITS Indonesia.

MembuatLink untuk Download File. Link kadang juga digunakan sebagai link untuk download file. Cara membuatnya sangat mudah, kita hanya perlu memasukan alamat URL dari file yang akan didownload. Contoh:

WebP adalah format file gambar dari Google yang memberikan kompresi lossy seperti JPEG serta transparansi seperti PNG, tetapi dapat memberikan kompresi yang lebih baik daripada JPEG atau PNG. Gambar Lossy WebP didukung di Android API level 14 dan yang lebih baru, serta gambar WebP lossless dan transparan didukung di Android API level 18 dan yang lebih baru. Halaman ini menunjukkan cara mengonversi gambar ke format WebP dan cara mengonversi gambar WebP ke format PNG. Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang pemilihan format gambar yang benar guna meningkatkan kecepatan download, lihat Mengurangi ukuran download gambar Mengonversi gambar ke WebP Android Studio dapat mengonversi gambar PNG, JPG, BMP, atau GIF statis ke format WebP. Anda bisa mengonversi gambar individual atau folder gambar. Untuk mengonversi gambar atau folder gambar, lakukan langkah-langkah berikut Klik kanan file gambar atau folder yang berisi file gambar, lalu klik Convert to WebP. Dialog Converting Images to WebP akan terbuka. Setelan default bergantung pada setelan minSdkVersion untuk modul saat ini. Gambar 1. Dialog Konversi Gambar ke WebP. Pilih encoding lossy atau lossless. Encoding lossless hanya tersedia jika minSdkVersion Anda ditetapkan ke versi 18 atau lebih tinggi. Jika Anda memilih encoding lossy, tetapkan kualitas encoding lalu pilih untuk melihat pratinjau setiap gambar yang dikonversi sebelum menyimpan. Anda juga dapat memilih untuk tidak mengonversi file apa pun apabila versi encoding lebih besar dari aslinya atau file apa pun dengan transparansi atau saluran alfa. Karena Android Studio hanya mengizinkan Anda untuk membuat gambar WebP transparan jika minSdkVersion ditetapkan ke versi 18 atau yang lebih tinggi, kotak Skip images with transparency/alpha channel akan otomatis dicentang jika minSdkVersion Anda lebih rendah dari versi 18. Catatan File 9-patch tidak dapat dikonversi ke gambar WebP. Alat konverter selalu otomatis melewati gambar 9 patch. Klik OK untuk memulai konversi. Jika Anda mengonversi lebih dari satu gambar, konversi terdiri dari satu langkah saja, dan dapat dibatalkan untuk mengembalikan semua gambar yang Anda konversi sekaligus. Jika Anda memilih konversi lossless, konversi akan langsung terjadi. Gambar Anda dikonversi di lokasi aslinya. Jika Anda memilih konversi lossy, lanjutkan ke langkah berikutnya. Jika Anda memilih konversi lossy dan memutuskan untuk melihat pratinjau setiap gambar yang dikonversi sebelum menyimpan, Android Studio akan menunjukkan setiap gambar selama konversi sehingga Anda dapat memeriksa hasilnya. Selama langkah pratinjau, Anda dapat menyesuaikan setelan kualitas untuk setiap gambar satu per satu, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Jika Anda tidak memilih untuk melihat pratinjau gambar yang dikonversi, Android Studio akan melewati langkah ini dan langsung mengonversi gambar Anda. Gambar 2. Melihat pratinjau konversi gambar JPG ke format WebP dengan kualitas 75%. Gambar 2 menunjukkan gambar JPG asli di sebelah kiri dan gambar WebP dengan encoding lossy di sebelah kanan. Dialog ini menunjukkan ukuran file untuk gambar asli dan yang dikonversi. Anda bisa menarik penggeser ke kiri atau kanan untuk mengubah setelan kualitas dan langsung melihat efeknya pada gambar yang dienkode dan ukuran filenya. Area tengah menunjukkan piksel yang berbeda antara gambar asli dan gambar encoding. Pada Gambar 2, dengan kualitas 75%, hampir tidak ada perbedaan di antara kedua gambar. Gambar 3 menunjukkan gambar yang sama yang dienkode dengan kualitas 0%. Gambar 3. Melihat pratinjau konversi gambar JPG ke format WebP dengan kualitas 0%. Catatan Jika Anda menetapkan kualitas ke 100% dan minSdkVersion ditetapkan ke versi 18 atau yang lebih baru, Android Studio akan otomatis beralih ke encoding lossless. Pilih setelan kualitas untuk setiap gambar yang Anda tinjau. Jika Anda mengonversi lebih dari satu gambar, klik Next untuk melanjutkan ke gambar berikutnya. Klik Finish. Gambar Anda dikonversi di lokasi aslinya. Mengonversi gambar WebP ke PNG Jika ingin menggunakan gambar WebP dari project untuk tujuan lain, misalnya, di halaman web yang perlu menampilkan gambar yang benar di browser tanpa dukungan WebP, Anda bisa menggunakan Android Studio untuk mengonversi gambar WebP ke format PNG. Untuk mengonversi gambar WebP ke PNG, lakukan langkah-langkah berikut Klik kanan gambar WebP di Android Studio, lalu klik Convert to PNG. Dialog akan muncul, dan berisi pertanyaan apakah Anda ingin menghapus file WebP asli setelah konversi atau mempertahankan file WebP asli serta file PNG baru. Klik Yes untuk menghapus file WebP asli atau No untuk menyimpan file WebP selain file PNG. Gambar Anda akan langsung dikonversi.
1Tips dan Trick Membuat Infografis yang Baik dan Benar. 1.1 Mencari Audience yang Tepat. 1.2 Penyajian Data Lebih Sederhana. 1.3 Selalu Pada Jalurnya. 1.4 Memilih Desain Tool yang Tepat. 1.5 Tampilan Informasi Secara Visual. 1.6 Membuat Headline yang Menarik. 2 Tujuan Membuat Infografis.
Android Studio menyertakan alat bernama Vector Asset Studio yang membantu Anda menambahkan ikon material dan mengimpor file Scalable Vector Graphic SVG dan Adobe Photoshop Document PSD ke dalam project sebagai resource vektor drawable. Penggunaan vektor drawable sebagai ganti bitmap akan mengurangi ukuran APK karena file yang sama dapat diubah ukurannya untuk kepadatan layar yang berbeda tanpa mengurangi kualitas gambar. Untuk Android versi lama yang tidak mendukung vektor drawable, selama waktu build Vector Asset Studio dapat mengubah resource vektor drawable menjadi beragam ukuran bitmap untuk setiap kepadatan layar. Tentang Vector Asset Studio Vector Asset Studio menambahkan grafik vektor ke project sebagai file XML yang menjelaskan gambar tersebut. Memelihara satu file XML lebih mudah daripada mengubah beberapa grafis raster pada beragam resolusi. Android API level 20 dan yang lebih lama tidak mendukung vektor drawable. Jika API level minimum Anda disetel pada salah satu API level ini, Anda memiliki dua opsi saat menggunakan Vector Asset Studio menghasilkan file Portable Network Graphic PNG default atau menggunakan Support Library. Untuk kompatibilitas mundur, Vector Asset Studio menghasilkan gambar raster vektor drawable. Vektor dan raster drawable dipaketkan bersama dalam APK. Anda dapat merujuk ke vektor drawable sebagai Drawable dalam kode Java atau drawable dalam kode XML; jika aplikasi Anda berjalan, gambar vektor atau raster terkait akan otomatis ditampilkan, bergantung pada API level-nya. Jika ingin menggunakan vektor drawable saja, Anda dapat menggunakan Android Support Library atau yang lebih tinggi. Teknik ini mengharuskan perubahan pada file sebelum Anda menjalankan Vector Asset Studio, seperti yang dijelaskan dalam Kompatibilitas Mundur Support Library. Class VectorDrawableCompat dalam Support Library memungkinkan Anda mendukung VectorDrawable di Android API level 7 dan yang lebih baru. Jenis grafik vektor yang didukung Spesifikasi Desain Material Google menyediakan ikon material yang dapat Anda gunakan dalam aplikasi Android. Vector Asset Studio membantu Anda memilih, mengimpor, dan mengukur ikon material, serta menentukan opasitas dan setelan pencerminan Right-to-Left RTL. Vector Asset Studio juga memungkinkan Anda mengimpor file SVG dan PSD milik sendiri. SVG adalah standar terbuka berbasis XML dari World Wide Web Consortium W3C. Format file PSD mendukung berbagai fitur Adobe Photoshop. Vector Asset Studio mendukung fitur standar yang penting, tetapi tidak semua fitur SVG dan PSD. Saat Anda menetapkan file SVG atau PSD, Vector Asset Studio akan memberikan masukan langsung tentang apakah kode grafis tersebut didukung atau tidak. Vector Asset Studio akan mengonversi file ini menjadi file XML yang berisi kode VectorDrawable. Jika menerima pesan error, sebaiknya Anda memverifikasi apakah vektor drawable muncul sebagaimana yang diinginkan. Untuk informasi selengkapnya tentang fitur PSD yang diperbolehkan, lihat Dukungan dan pembatasan untuk file PSD. Untuk Android API level 21 dan yang lebih baru, Anda dapat menggunakan class AnimatedVectorDrawable untuk menganimasikan properti class VectorDrawable. Dengan Support Library tersebut, Anda dapat menggunakan class AnimatedVectorDrawableCompat untuk menganimasikan class VectorDrawable untuk Android API level 11 dan yang lebih baru. Untuk informasi selengkapnya, lihat Menganimasikan vektor drawable. Pertimbangan untuk file SVG dan PSD Vektor drawable sesuai untuk ikon sederhana. Ikon material memberikan contoh jenis gambar yang bagus dan berfungsi dengan baik sebagai vektor drawable dalam aplikasi. Sebaliknya, banyak ikon peluncuran aplikasi memiliki banyak detail, sehingga ikon aplikasi tersebut berfungsi lebih baik sebagai gambar raster. Pemuatan awal vektor drawable dapat menggunakan lebih banyak siklus CPU daripada gambar raster terkait. Selain itu, penggunaan dan performa memori keduanya akan serupa. Kami menyarankan agar Anda membatasi gambar vektor ke maksimum 200 x 200 dp; jika tidak, proses menggambar akan memerlukan waktu terlalu lama. Meskipun vektor drawable mendukung satu atau beberapa warna, dalam banyak kasus, akan lebih baik jika warna ikon ditetapkan ke hitam androidfillColor="FF000000". Dengan menggunakan pendekatan ini, Anda dapat menambahkan tint ke vektor drawable yang ditempatkan di tata letak, dan warna ikon akan berubah sesuai warna tint. Jika warna ikon bukan hitam, warna ikon akan menyatu dengan warna tint. Solusi kompatibilitas mundur vektor drawable Tabel berikut merangkum dua teknik yang dapat Anda gunakan untuk kompatibilitas mundur Teknik Drawable di APK Elemen XML VectorDrawable Versi Flag build Kode aplikasi Pembuatan PNG Vektor dan raster Mendukung subset SVG Android Plugin untuk Gradle atau yang lebih tinggi PSD Android Studio atau yang lebih tinggi Default Mendukung berbagai teknik coding Support Library atau yang lebih tinggi Vektor Dukungan penuh Plugin Android untuk Gradle atau yang lebih tinggi Diperlukan pernyataan Support Library Mendukung subset teknik coding Penggunaan vektor drawable dapat menghasilkan ukuran APK yang lebih kecil, tetapi pemuatan awal vektor drawable dapat memerlukan waktu lebih lama. Pembuatan PNG Android API level 21 dan yang lebih lama menyediakan dukungan vektor drawable. Jika aplikasi Anda memiliki API level minimum yang lebih rendah, Vector Asset Studio akan menambahkan file vektor drawable ke project. Selain itu, pada waktu build, Gradle akan membuat gambar raster PNG dengan beragam resolusi. Gradle menghasilkan kepadatan PNG yang ditentukan oleh properti generatedDensities Domain Specific Language DSL dalam file Untuk Android API level 21 dan yang lebih tinggi, Vector Asset Studio mendukung semua elemen VectorDrawable. Untuk kompatibilitas mundur dengan Android API level 20 dan yang lebih rendah, Vector Asset Studio mendukung elemen XML berikut androidwidth androidheight androidviewportWidth androidviewportHeight androidalpha androidrotation androidpivotX androidpivotY androidscaleX androidscaleY androidtranslateX androidtranslateY androidpathData androidfillColor androidstrokeColor androidstrokeWidth androidstrokeAlpha androidfillAlpha androidstrokeLineCap androidstrokeLineJoin androidstrokeMiterLimit Anda dapat mengubah kode XML yang dihasilkan Vector Asset Studio walaupun tindakan ini bukan praktik terbaik. Mengubah nilai dalam kode seharusnya tidak menyebabkan masalah apa pun, asalkan nilai dalam kode valid dan statis. Jika ingin menambahkan elemen XML, Anda perlu memastikan elemen XML tersebut didukung berdasarkan API level minimum. Support Library Teknik ini memerlukan Android Support Library atau yang lebih baru dan plugin Android untuk Gradle atau yang lebih baru, serta hanya menggunakan vektor drawable. Class VectorDrawableCompat dalam Support Library memungkinkan Anda mendukung VectorDrawable di Android API level 7 dan yang lebih baru. Sebelum menggunakan Vector Asset Studio, Anda harus menambahkan pernyataan ke file Groovy android { defaultConfig { = true } } dependencies { implementation ' } Kotlin android { defaultConfig { = true } } dependencies { implementation" } Anda juga harus menggunakan teknik coding yang kompatibel dengan Support Library, misalnya menggunakan atribut appsrcCompat sebagai ganti atribut androidsrc untuk vektor drawable. Untuk informasi selengkapnya, lihat Android Support Library Menjalankan Vector Asset Studio Untuk memulai Vector Asset Studio Di Android Studio, buka project aplikasi Android. Di jendela Project, pilih Android view. Klik kanan folder res, lalu pilih New > Vector Asset. Beberapa folder dan tampilan project lainnya juga memiliki item menu ini. Vector Asset Studio akan muncul. Gambar 1. Vector Asset Studio. Jika yang muncul justru dialog Need Newer Android Plugin for Gradle, perbaiki versi Gradle Anda seperti berikut Pilih File > Project Structure. Pada dialog Project Structure, pilih Project. Pada kolom Android Plugin Version, ubah versi Plugin Android untuk Gradle ke atau yang lebih baru, lalu klik OK. Gradle akan menyinkronkan project. Pada Android view di jendela Project, klik kanan folder res, lalu pilih New > Vector Asset. Vector Asset Studio akan muncul. Lanjutkan dengan Mengimpor Grafik Vektor. Mengimpor grafik vektor Vector Asset Studio membantu Anda mengimpor file grafik vektor ke dalam project aplikasi. Ikuti salah satu prosedur berikut Menambahkan ikon material Mengimpor file SVG atau PSD Menambahkan ikon material Setelah membuka Vector Asset Studio, Anda dapat menambahkan ikon material seperti berikut Di Vector Asset Studio, pilih Material Icon. Di kolom Icon, klik tombol Icon. Dialog Select Icon akan muncul. Anda dapat memfilter ikon yang terlihat dengan memilih kategori ikon dari daftar di sebelah kiri atau mengetik di kolom penelusuran seperti yang ditunjukkan pada gambar 2. Gambar 2. Memfilter ikon material di Vector Asset Studio. Pilih ikon material, lalu klik OK. Ikon tersebut akan muncul di Vector Drawable Preview. Anda dapat memilih untuk mengubah nama resource, ukuran, opasitas, dan setelan pencerminan Right-To-Left RTL Name - Ketik nama baru jika Anda tidak ingin menggunakan nama default. Vector Asset Studio akan otomatis membuat nama unik menambahkan angka pada akhir nama jika nama resource sudah ada dalam project. Nama hanya boleh berisi karakter huruf kecil, garis bawah, dan angka. Override - Pilih opsi ini jika Anda ingin menyesuaikan ukuran gambar. Saat Anda mengetik ukuran baru, perubahan tersebut akan muncul di area pratinjau. Nilai defaultnya adalah 24 x 24 dp, yang ditentukan dalam spesifikasi desain material. Hapus centang pada kotak untuk menampilkan nilai default. Opacity - Gunakan penggeser untuk menyesuaikan opasitas gambar. Perubahan akan muncul di area pratinjau. Enable auto mirroring for RTL layout - Pilih opsi ini jika Anda ingin gambar pencerminan ditampilkan saat tata letak disetel kanan ke kiri, bukan kiri ke kanan. Misalnya, beberapa bahasa dibaca dari kanan ke kiri. Dalam kasus ini, jika memiliki ikon panah, Anda mungkin ingin menampilkan gambar hasil pencerminannya. Perlu diperhatikan bahwa jika sedang mengerjakan project lama, Anda mungkin juga perlu menambahkan androidsupportsRtl="true" ke manifes aplikasi. Pencerminan otomatis didukung pada Android API level 21 dan yang lebih tinggi, serta dengan Support Library. Klik Next. Anda memiliki pilihan untuk mengubah modul dan direktori resource Res Directory - Pilih set sumber resource tempat Anda ingin menambahkan vektor drawable src/main/res, src/debug/res, src/release/res, atau set sumber yang ditentukan pengguna. Set sumber utama diterapkan ke semua varian build, termasuk debug dan rilis. Set sumber debug dan rilis akan menggantikan set sumber utama dan diterapkan ke satu versi build. Set sumber debug hanya untuk proses debug. Untuk menentukan set sumber baru, pilih File > Project Structure > app > Build Types. Misalnya, Anda dapat menentukan set sumber beta dan membuat versi ikon yang menyertakan teks "BETA” di sudut kanan bawah. Untuk informasi selengkapnya, lihat Mengonfigurasi Varian Build. Area Output Directories menampilkan vektor drawable dan direktori tempat munculnya. Klik Finish. Vector Asset Studio akan menambahkan file XML yang mendefinisikan vektor drawable ke project dalam folder app/src/main/res/drawable/. Dari Android view di jendela Project, Anda dapat menampilkan file XML vektor yang dihasilkan dalam folder drawable. Buat project. Jika API level minimum adalah Android API level 20 dan yang lebih rendah, dan Anda belum mengaktifkan teknik Support Library, Vector Asset Studio akan menghasilkan file PNG. Dari Project Files view di jendela Project, Anda dapat menampilkan file PNG dan XML yang dihasilkan dalam folder app/build/generated/res/pngs/debug/. Anda tidak boleh mengedit file raster yang dihasilkan ini, dan sebagai gantinya gunakan file XML vektor. Sistem build akan otomatis menghasilkan kembali file raster jika diperlukan, jadi Anda tidak perlu mengelolanya. Mengimpor file SVG atau PSD Setelah membuka Vector Asset Studio, Anda dapat mengimpor file SVG atau PSD seperti berikut Di Vector Asset Studio, pilih Local file. File tersebut harus berada di drive lokal. Seumpama file terletak di jaringan, Anda perlu mendownloadnya ke drive lokal terlebih dahulu. Tetapkan Image file dengan mengklik …. Gambar akan muncul di Vector Drawable Preview. Jika file SVG atau PSD berisi fitur yang tidak didukung, pesan error akan muncul di bagian bawah Vector Asset Studio, seperti yang ditampilkan dalam gambar 3. Gambar 3. Vector Asset Studio menampilkan beberapa error. Jika melihat error, Anda perlu memastikan bahwa vektor drawable yang diimpor telah dirender dengan benar. Scroll daftar untuk melihat error. Untuk daftar elemen yang didukung, lihat Solusi Kompatibilitas Mundur Vektor Drawable. Untuk informasi selengkapnya tentang file PSD yang diizinkan, lihat Dukungan dan Pembatasan untuk File PSD. Anda dapat memilih untuk mengubah nama resource, ukuran, opasitas, dan setelan pencerminan Right-To-Left RTL Name - Ketik nama baru jika Anda tidak ingin menggunakan nama default. Vector Asset Studio otomatis membuat nama unik menambahkan angka pada akhir nama jika nama resource sudah ada dalam project. Nama hanya boleh berisi karakter huruf kecil, garis bawah, dan angka. Override - Pilih opsi ini jika Anda ingin menyesuaikan ukuran gambar. Setelah memilihnya, ukuran akan berubah ke ukuran asli gambar. Setiap kali Anda mengubah ukuran, perubahan tersebut akan muncul di area pratinjau. Nilai defaultnya adalah 24 x 24 dp, yang ditentukan dalam spesifikasi desain material. Opacity - Gunakan penggeser untuk menyesuaikan opasitas gambar. Perubahan akan muncul di area pratinjau. Enable auto mirroring for RTL layout - Pilih opsi ini jika Anda ingin gambar pencerminan ditampilkan saat tata letak disetel kanan ke kiri, bukan kiri ke kanan. Misalnya, beberapa bahasa dibaca dari kanan ke kiri. Dalam kasus ini, jika memiliki ikon panah, Anda mungkin ingin menampilkan gambar hasil pencerminannya. Perlu diperhatikan bahwa jika sedang mengerjakan project lama, Anda mungkin perlu menambahkan androidsupportsRtl="true" ke manifes aplikasi. Pencerminan otomatis didukung oleh Android API level 21 dan yang lebih tinggi, serta dengan Support Library. Klik Next. Jika mau, Anda dapat mengubah direktori resource Res Directory - Pilih set sumber resource tempat Anda ingin menambahkan vektor drawable src/main/res, src/debug/res, src/release/res, atau set sumber yang ditentukan pengguna. Set sumber utama diterapkan ke semua varian build, termasuk debug dan rilis. Set sumber debug dan rilis akan menggantikan set sumber utama dan diterapkan ke satu versi build. Set sumber debug hanya untuk proses debug. Untuk menentukan set sumber baru, pilih File > Project Structure > app > Build Types. Misalnya, Anda dapat menentukan set sumber beta dan membuat versi ikon yang menyertakan teks "BETA” di sudut kanan bawah. Untuk informasi selengkapnya, lihat Mengonfigurasi Varian Build. Area Output Directories menampilkan vektor drawable dan direktori tempat munculnya. Klik Finish. Vector Asset Studio akan menambahkan file XML yang mendefinisikan vektor drawable ke project dalam folder app/src/main/res/drawable/. Dari Android view di jendela Project, Anda dapat menampilkan file XML vektor yang dihasilkan dalam folder drawable. Buat project. Jika API level minimum adalah Android API level 20 dan yang lebih rendah, dan Anda belum mengaktifkan teknik Support Library, Vector Asset Studio akan menghasilkan file PNG. Dari Project Files view di jendela Project, Anda dapat menampilkan file PNG dan XML yang dihasilkan dalam folder app/build/generated/res/pngs/debug/. Anda tidak boleh mengedit file raster yang dihasilkan ini, dan sebagai gantinya gunakan file XML vektor. Sistem build akan otomatis menghasilkan kembali file raster jika diperlukan, jadi Anda tidak perlu mengelolanya. Menambahkan vektor drawable ke tata letak Dalam file tata letak, Anda dapat menyetel widget terkait ikon apa pun, seperti ImageButton, ImageView, dan seterusnya, untuk mengarah ke vektor drawable. Misalnya, tata letak berikut menampilkan vektor drawable yang ditampilkan pada tombol Gambar 4. Vektor drawable yang ditampilkan pada tombol dalam tata letak. Untuk menampilkan vektor drawable pada widget, seperti yang ditampilkan dalam gambar Buka project dan impor vektor drawable. Contoh ini menggunakan project Ponsel/Tablet yang dihasilkan dengan New Project Wizard. Pada Android view di jendela Project, klik dua kali file XML tata letak, seperti Klik tab Design untuk menampilkan Layout Editor. Tarik widget ImageButton dari jendela Palette ke Layout Editor. Pada dialog Resources, pilih Drawable di panel kiri, lalu pilih vektor drawable yang telah diimpor. Klik OK. Vektor drawable akan muncul di ImageButton pada tata letak. Untuk mengubah warna gambar menjadi warna aksen yang didefinisikan dalam tema, pada jendela Properties, temukan properti tint, lalu klik …. Pada dialog Resources, pilih Color di panel kiri, lalu pilih colorAccent. Klik OK. Warna gambar akan berubah menjadi warna aksen di tata letak. Jika project menggunakan Support Library, kode ImageButton harus sama dengan kode berikut Jika project tidak menggunakan Support Library, kode vektor drawable akan menjadi androidsrc="drawable/ic_build_black_24dp". Merujuk ke vektor drawable dalam kode Umumnya, Anda dapat merujuk ke resource vektor drawable dengan cara biasa dalam kode Anda, dan saat aplikasi dijalankan, gambar vektor atau raster terkait akan otomatis ditampilkan, bergantung pada API level-nya Dalam sebagian besar kasus, Anda dapat merujuk ke vektor drawable sebagai drawable dalam kode XML atau Drawable dalam kode Java. Misalnya, kode XML tata letak berikut akan menerapkan gambar ke tampilan Kode Java berikut mengambil gambar sebagai Drawable Kotlin val drawable = theme Java Resources res = getResources; Drawable drawable = getTheme; Metode getResources berada di class Context, yang berlaku untuk objek UI, seperti activity, fragment, layout, view, dan seterusnya. Jika aplikasi Anda menggunakan Support Library meskipun Anda tidak memiliki pernyataan = true dalam file Anda juga dapat merujuk ke vektor drawable dengan pernyataan appsrcCompat. Contoh Terkadang, Anda mungkin perlu menetapkan resource drawable ke class-nya yang tepat, seperti saat Anda perlu menggunakan fitur spesifik dari class VectorDrawable. Caranya, Anda dapat menggunakan kode Java seperti berikut Kotlin if >= { val vectorDrawable = drawable as VectorDrawable } else { val bitmapDrawable = drawable as BitmapDrawable } Java if >= { VectorDrawable vectorDrawable = VectorDrawable drawable; } else { BitmapDrawable bitmapDrawable = BitmapDrawable drawable; } Anda hanya dapat mengakses resource vektor drawable dari thread utama. Untuk teknik Support Library, Anda harus menggunakan teknik coding yang kompatibel dengan Support Library. Untuk informasi selengkapnya, lihat Android Support Library Memodifikasi kode XML yang dihasilkan oleh Vector Asset Studio Anda dapat memodifikasi kode XML vektor drawable, tetapi tidak dengan PNG dan kode XML terkait yang dihasilkan pada waktu build. Namun, kami tidak merekomendasikannya. Saat menggunakan teknik pembuatan PNG, Vector Asset Studio akan memastikan bahwa vektor drawable dan PNG telah sesuai, dan manifes tersebut berisi kode yang tepat. Jika Anda menambahkan kode yang tidak didukung pada Android API level 20 dan yang lebih rendah, gambar vektor dan PNG mungkin akan berbeda. Anda juga harus memastikan bahwa manifes berisi kode untuk mendukung perubahan Anda. Untuk memodifikasi file XML vektor saat Anda tidak menggunakan teknik Support Library Pada jendela Project, klik dua kali file XML vektor yang dihasilkan dalam folder drawable. File XML akan muncul di editor dan jendela Preview. Gambar 5. File XML vektor yang ditampilkan di Code Editor dan jendela Preview. Edit kode XML berdasarkan apa yang didukung oleh API level minimum Android API level 21 dan yang lebih tinggi - Vector Asset Studio mendukung semua elemen Drawable dan VectorDrawable. Anda dapat menambahkan elemen XML dan mengubah nilainya. Android API level 20 dan yang lebih rendah - Vector Asset Studio mendukung semua elemen Drawable dan subset elemen VectorDrawable. Untuk daftarnya, lihat Solusi Kompatibilitas Mundur Vektor Drawable. Anda dapat mengubah nilai dalam kode yang dihasilkan dan menambahkan elemen XML yang didukung. Buat project dan pastikan bahwa vektor drawable dan gambar raster terkait tampak sama. Perlu diingat bahwa PNG yang dihasilkan dapat ditampilkan secara berbeda di jendela Preview dan di aplikasi karena mesin rendering yang berbeda dan segala perubahan yang dibuat pada vektor drawable sebelum build. Jika Anda menambahkan kode ke file XML vektor yang dibuat oleh Vector Asset Studio, semua fitur yang tidak didukung di Android API level 20 dan yang lebih rendah tidak akan muncul di file PNG yang dihasilkan. Oleh karena itu, saat menambahkan kode, Anda harus selalu memeriksa apakah PNG yang dihasilkan sesuai dengan vektor drawable. Caranya, Anda dapat mengklik dua kali PNG di Project Files view di jendela Project; margin kiri Code Editor juga menampilkan gambar PNG saat kode Anda merujuk ke drawable, seperti yang ditampilkan dalam gambar 6. Gambar 6. Gambar PNG ditampilkan di margin kiri Code Editor. Menghapus vektor drawable dari project Untuk menghapus vektor drawable dari project Di jendela Project, hapus file XML vektor yang dihasilkan dengan memilih file dan menekan tombol Delete atau pilih Edit > Delete. Dialog Safe Delete akan muncul. Secara opsional, pilih opsi untuk menemukan tempat file digunakan dalam project, lalu klik OK. Android Studio akan menghapus file tersebut dari project dan drive. Namun, jika Anda memutuskan untuk mencari tempat file digunakan dalam project dan beberapa penggunaan ditemukan, Anda dapat menampilkannya dan memutuskan apakah akan menghapusnya atau tidak. Pilih Build > Clean Project. Semua file PNG dan XML yang otomatis dihasilkan terkait vektor drawable yang dihapus akan dihapus dari project dan drive. Menghasilkan Aplikasi Berisi vektor drawable Jika Anda menggunakan teknik Support Library atau API level minimum adalah Android API level 21 atau yang lebih tinggi, APK akan berisi vektor drawable yang Anda tambahkan dengan Vector Asset Studio. Semua APK ini akan lebih kecil dibandingkan jika gambar vektor dikonversi ke PNG. Saat API level minimum menyertakan Android API level 20 atau yang lebih rendah, dan Anda memiliki vektor drawable dan gambar raster terkait di project, Anda memiliki dua opsi untuk menghasilkan file APK Buat satu APK yang menyertakan vektor drawable dan representasi raster terkait. Inilah solusi paling sederhana untuk diterapkan. Buat APK terpisah untuk API level yang berbeda. Jika Anda tidak menyertakan gambar raster terkait dalam APK untuk Android API level 21 dan yang lebih tinggi, maka ukuran APK bisa jadi jauh lebih kecil. Untuk informasi selengkapnya, lihat Dukungan Multi-APK. Dukungan dan pembatasan untuk file PSD Tidak semua fitur file PSD didukung oleh Vector Asset Studio. Daftar berikut merangkum karakteristik PSD yang didukung dan tidak didukung, serta sejumlah detail konversi. Dokumen Didukung Mode warna PSD untuk bitmap, hitam putih, indexed, RGB, Lab, atau warna 8, 16, atau 32 bit. Detail konversi Dimensi dokumen PSD menjadi dimensi vektor drawable dan area pandang. Tidak didukung Mode warna PSD untuk duotone atau multisaluran. Bentuk Didukung Clipping mask, jika dasar clipping adalah bentuk lain. Operasi bentuk, meliputi merge/add, intersect, subtract, dan exclude. Tidak didukung Aturan pengisian ganjil-genap yang digunakan oleh bentuk di Photoshop. Di Android API level 23 dan yang lebih rendah, vektor drawable hanya mendukung aturan pengisian nonzero. Pada bentuk yang saling berpotongan sendiri, pembatasan ini dapat mengakibatkan perbedaan rendering antara PSD dan vektor drawable yang dihasilkan. Untuk memperbaiki masalah ini, tambahkan androidfillType="evenOdd" pada bentuk tersebut di vektor drawable. Contoh Garis dan isian Didukung Bentuk garis, termasuk warna, opasitas, lebar, sambungan, penutup, garis putus-putus, dan dan isian warna isian dan garis ditetapkan sebagai RGB, Lab, atau CMYK. Detail konversi Jika garis tampak putus-putus, dipotong menggunakan clipping base, atau menggunakan penyejajaran yang berbeda dengan bagian tengah, Vector Asset Studio akan mengonversinya menjadi bentuk isian di vektor drawable. Tidak didukung Garis dan isian warna selain solid, seperti gradien. Opasitas Didukung Lapisan bentuk dengan opasitas 0. Detail konversi Vector Asset Studio melipatgandakan opasitas isian dengan opasitas lapisan untuk menghitung alfa isian. Alat ini melipatgandakan opasitas clipping base jika ada dengan alfa isian untuk menghitung alfa isian akhir. Alat ini melipatgandakan opasitas garis dengan opasitas lapisan untuk menghitung alfa garis. Alat ini melipatgandakan opasitas clipping base jika ada dengan alfa garis untuk menghitung alfa garis akhir. Lapisan Didukung Semua lapisan bentuk yang visible. Detail konversi Vector Asset Studio menyimpan nama lapisan di file vektor drawable. Tidak didukung Efek teks dan Blending diabaikan. Dukungan dan pembatasan untuk file SVG Vector Asset Studio hanya mendukung sebagian fitur file SVG. Bagian berikut merangkum fitur yang didukung dan tidak didukung saat alat mengonversi file SVG menjadi VectorDrawable, beserta detail konversi tambahan. Fitur yang didukung VectorDrawable mendukung semua fitur dari Tiny SVG kecuali untuk teks. Bentuk VectorDrawable mendukung jalur SVG. Alat ini mengonversi bentuk dasar seperti lingkaran, persegi, dan poligon menjadi jalur. Transformasi Alat ini mendukung matriks transformasi dan menerapkannya langsung ke jalur turunan. Grup Alat ini mendukung elemen grup untuk penerjemahan, penskalaan, dan rotasi. Grup tidak mendukung properti opasitas. Alat ini juga menerapkan gaya atau opasitas grup ke jalur turunan. Isian dan garis Jalur dapat diisi dan diberi garis menggunakan warna solid atau gradien linier, radial, atau sudut. Hanya garis terpusat yang didukung. Mode campuran tidak didukung. Jalur putus-putus tidak didukung. Mask Alat ini mendukung satu mask pemangkasan per grup. Fitur yang tidak didukung oleh pengimpor SVG Fitur apa pun yang tidak tercantum di bagian Fitur yang didukung di atas berarti tidak didukung. Fitur penting yang tidak didukung antara lain Efek filter efek seperti drop shadow, blur, dan matriks warna tidak didukung. Teks konversi teks menjadi bentuk menggunakan alat lain sangat disarankan. Isian pola

Pagiini Saya akan mengajarkan bagaimana cara menampilkan gambar atau bagaimana cara Membuat ImageView di Android. Nantinya Anda membuat sebuah halaman berisi gambar dan tombol button. Ketika Anda mengklik tombol button tersebut maka gambar akan berubah. Jadi siapkan dua buah gambar di dalam folder drawable. Berikut file

Android Studio menyediakan wizard dan template yang memverifikasi persyaratan sistem Anda, seperti Java Development Kit JDK dan RAM yang tersedia, serta mengonfigurasi setelan default, seperti emulasi Android Virtual Device AVD default yang dioptimalkan dan image sistem yang telah diperbarui. Dokumen ini menjelaskan setelan konfigurasi tambahan untuk menyesuaikan penggunaan Android Studio oleh Anda. Android Studio menyediakan akses ke dua file konfigurasi melalui menu Help Menyesuaikan opsi untuk Java Virtual Machine JVM di Android Studio, misalnya ukuran heap dan ukuran cache. Perhatikan bahwa di mesin Linux, file ini mungkin bernama bergantung pada versi Android Studio Anda. Menyesuaikan properti Android Studio, misalnya jalur folder plugin atau ukuran file maksimum yang didukung. Untuk dokumentasi khusus tentang emulator serta penyiapan dan penggunaan perangkat, lihat topik berikut Membuat dan mengelola perangkat virtual Menjalankan aplikasi di perangkat hardware Menginstal driver USB OEM Menemukan file konfigurasi Anda Kedua file konfigurasi disimpan di folder konfigurasi untuk Android Studio. Nama folder bergantung pada versi Android Studio Anda. Untuk Android Studio dan yang lebih baru, file konfigurasi berada di lokasi berikut Windows Sintaksis %APPDATA%\Google\ Contoh C\Users\YourUserName\AppData\Roaming\Google\ macOS Sintaksis ~/Library/Application Support/Google/ Contoh ~/Library/Application Support/Google/ Linux Sintaksis ~/.config/Google/ Contoh ~/.config/Google/ Untuk Android Studio versi dan yang lebih lama, file konfigurasi berada di lokasi berikut Windows %USERPROFILE%\.CONFIGURATION_FOLDER macOS ~/Library/Preferences/CONFIGURATION_FOLDER Linux ~/.CONFIGURATION_FOLDER Anda dapat menggunakan variabel lingkungan berikut untuk menunjuk ke file pengganti spesifik di tempat lain STUDIO_VM_OPTIONS menetapkan nama dan lokasi file .vmoptions. STUDIO_PROPERTIES menetapkan nama dan lokasi file .properties. STUDIO_JDK menetapkan JDK untuk menjalankan Android Studio. Menyesuaikan opsi VM Anda File memungkinkan Anda menyesuaikan opsi untuk JVM di Android Studio. Untuk meningkatkan performa Android Studio, opsi paling umum yang biasa disesuaikan adalah ukuran heap maksimum, tetapi Anda juga dapat menggunakan file untuk menggantikan setelan default lainnya seperti ukuran heap awal, ukuran cache, dan switch pengumpulan sampah Java. Untuk membuat file baru atau membuka file yang sudah ada, ikuti langkah-langkah berikut Klik Help > Edit Custom VM Options. Jika Anda belum pernah mengedit opsi VM untuk Android Studio sebelumnya, IDE akan meminta Anda membuat file baru. Klik Create untuk membuat file. File akan terbuka di jendela editor Android Studio. Edit file tersebut untuk menambahkan opsi VM kustom Anda. Untuk daftar lengkap opsi JVM yang dapat disesuaikan, lihat halaman Java HotSpot VM Options dari Oracle. File yang Anda buat akan ditambahkan ke file default, yang berada di direktori bin/ dalam folder penginstalan Android Studio. Jangan mengedit langsung file yang ditemukan dalam folder program Android Studio. Meskipun Anda dapat mengakses file tersebut untuk menampilkan opsi VM default Android Studio, dengan hanya mengedit file sendiri akan memastikan bahwa Anda tidak menggantikan setelan default penting untuk Android Studio. Oleh karena itu, pada file hanya ganti atribut yang diperlukan dan biarkan Android Studio tetap menggunakan nilai default untuk atribut yang belum Anda ubah. Ukuran heap maksimum Secara default, Android Studio memiliki ukuran heap maksimum MB. Jika menangani project besar, atau sistem Anda memiliki RAM yang besar, Anda dapat meningkatkan performa dengan meningkatkan ukuran heap maksimum untuk proses Android Studio, seperti IDE inti, daemon Gradle, dan daemon Kotlin. Android Studio otomatis memeriksa kemungkinan pengoptimalan ukuran heap dan memberi tahu Anda jika mendeteksi bahwa performa dapat ditingkatkan. Gambar 1. Notifikasi terkait setelan memori yang direkomendasikan. Jika menggunakan sistem 64 bit yang memiliki RAM minimal 5 GB, Anda juga dapat menyesuaikan ukuran heap untuk project secara manual. Untuk melakukannya, ikuti langkah berikut Klik File > Settings dari panel menu Android Studio > Preferences di macOS. Klik Appearance & Behavior > System Settings > Memory Settings. Gambar 2. Konfigurasi jumlah RAM maksimum di Setelan Memori. Sesuaikan ukuran heap. Klik Apply. Jika mengubah ukuran heap untuk IDE, Anda harus memulai ulang Android Studio sebelum setelan memori baru diterapkan. Mengekspor dan mengimpor setelan IDE Anda dapat mengekspor file yang berisi semua atau sebagian setelan IDE yang dipilih untuk project. Selanjutnya, Anda dapat mengimpor file JAR ini ke dalam project lain dan/atau menyediakannya untuk diimpor kolega Anda ke dalam project mereka. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat Berbagi setelan IDE di IntelliJ IDEA. Menyesuaikan properti IDE Anda File memungkinkan Anda menyesuaikan properti IDE untuk Android Studio, seperti jalur ke plugin yang diinstal pengguna dan ukuran file maksimum yang didukung oleh IDE. File digabungkan dengan properti default untuk IDE, sehingga Anda hanya dapat menentukan properti penggantian. Untuk membuat file baru atau membuka file yang sudah ada, ikuti langkah-langkah ini Klik Help > Edit Custom Properties. Jika belum pernah mengedit properti IDE sebelumnya, Android Studio akan meminta Anda untuk membuat file baru. Untuk membuat file, klik Yes. File akan terbuka di jendela editor Android Studio. Edit file tersebut untuk menambahkan properti IDE kustom Anda. File berikut menyertakan properti IDE yang biasanya disesuaikan. Untuk daftar lengkap properti, baca tentang file untuk IntelliJ IDEA. - Uncomment this option if you want to customize path to user installed plugins folder. Make sure you're using forward slashes. - - Maximum file size kilobytes IDE should provide code assistance for. The larger the file is, the slower its editor works and higher overall system memory requirements are if code assistance is enabled. Remove this property or set to very large number if you need code assistance for any files available regardless their size. - - This option controls console cyclic buffer keeps the console output size not higher than the specified buffer size Kb. Older lines are deleted. In order to disable cycle buffer use - - Configure if a special launcher should be used when running processes from within IDE. Using Launcher enables "soft exit" and "thread dump" features. - - To avoid too long classpath - - There are two possible values of property "heavy" and "medium". If you have WM configured as "Focus follows mouse with Auto Raise", then you have to set this property to "medium". It prevents problems with popup menus on some configurations. - - Use default anti-aliasing in system, override value of "SettingsEditorAppearanceUse anti-aliased font" option. May be useful when using Windows Remote Desktop Connection for instance. - - Disabling this property may lead to visual glitches like blinking and fail to repaint on certain display adapter cards. - - Removing this property may lead to editor performance degradation under Windows. - - Workaround for slow scrolling in JDK6. - - Removing this property may lead to editor performance degradation under X Window. - - Workaround to avoid long hangs while accessing clipboard under Mac OS X. - - Maximum size kilobytes IDEA will load for showing past file contents - in Show Diff or when calculating Digest Diff. - Mengonfigurasi IDE untuk komputer dengan memori rendah Jika Anda menjalankan Android Studio di komputer yang spesifikasinya lebih rendah daripada yang direkomendasikan lihat persyaratan sistem, Anda dapat menyesuaikan IDE untuk meningkatkan performa di komputer Anda, dengan cara sebagai berikut Kurangi ukuran heap maksimum yang tersedia untuk Android Studio Kurangi ukuran heap maksimum untuk Android Studio menjadi 512 Mb. Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang perubahan ukuran heap maksimum, lihat Ukuran heap maksimum. Update Gradle dan plugin Android Gradle Update ke versi Gradle terbaru dan plugin Android Gradle untuk memanfaatkan peningkatan performa terbaru. Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang mengupdate Gradle dan plugin Android Gradle, lihat catatan rilis plugin Android Gradle. Aktifkan Mode Hemat Daya Aktifkan Mode Hemat Daya untuk menonaktifkan sejumlah operasi latar belakang yang boros memori dan baterai, termasuk penyorotan error dan inspeksi sambil menjalankan proses, penyelesaian kode pop-up, dan kompilasi latar belakang inkremental otomatis. Untuk mengaktifkan Mode Hemat Daya, klik File > Power Save Mode. Nonaktifkan pemeriksaan lint yang tidak perlu Untuk mengubah pemeriksaan lint mana yang dijalankan Android Studio pada kode Anda, lakukan langkah berikut Untuk membuka dialog Settings, klik File > Settings di macOS, Android Studio > Preferences. Di panel kiri, luaskan bagian Editor, lalu klik Inspections. Klik kotak centang untuk memilih atau membatalkan pilihan pemeriksaan lint sesuai dengan project Anda. Untuk menyimpan perubahan, klik Apply atau OK. Jalankan debug di perangkat fisik Tingkatkan performa keseluruhan untuk Android Studio dengan melakukan proses debug di perangkat fisik. Proses debug pada emulator menggunakan lebih banyak memori daripada proses debug pada perangkat fisik. Sertakan hanya layanan Google Play yang diperlukan sebagai dependensi Hanya sertakan Layanan Google Play yang diperlukan sebagai dependensi dalam project Anda. Dependensi meningkatkan jumlah memori yang diperlukan, sehingga membatasinya akan memperbaiki performa dan penggunaan memori. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, lihat Mendeklarasikan dependensi untuk layanan Google Play. Kurangi ukuran heap maksimum yang tersedia untuk Gradle Kurangi nilai ukuran heap maksimum Gradle dari default MB dengan mengganti properti di file seperti yang ditunjukkan Make sure to gradually decrease this value and note changes in performance. Allocating too little memory can also decrease performance. = -Xmx1536m Pastikan kompilasi paralel tidak diaktifkan Android Studio dapat mengompilasi modul independen secara paralel, tetapi tetap nonaktifkan fitur ini jika Anda memiliki sistem dengan memori rendah. Untuk memeriksa setelan ini, lakukan hal berikut Untuk membuka dialog Settings, klik File > Settings di macOS, Android Studio > Preferences. Di panel kiri, luaskan Build, Execution, Deployment, lalu klik Compiler. Pastikan opsi Compile independent modules in parallel tidak dicentang. Jika Anda telah membuat perubahan, klik Apply atau OK untuk menerapkan perubahan. Menyetel versi JDK Salinan OpenJDK terbaru dilengkapi dengan Android Studio versi terbaru, dan inilah versi JDK yang kami rekomendasikan untuk digunakan pada project Android Anda. Untuk menggunakan JDK yang disertakan, lakukan langkah berikut Buka project Anda di Android Studio, lalu pilih File > Settings di macOS, Android Studio > Preferences. Di panel kiri, buka Build, Execution, Deployment > Build Tools > Gradle. Di bagian Gradle JDK, pilih opsi Embedded JDK. Klik OK. Secara default, versi bahasa Java yang digunakan untuk mengompilasi project Anda didasarkan pada compileSdkVersion project, karena versi Android yang berbeda mendukung versi Java yang berbeda pula. Jika perlu, Anda dapat mengganti versi Java default ini dengan menambahkan blok compileOptions berikut ke file android { compileOptions { sourceCompatibility targetCompatibility } } Untuk mengetahui informasi selengkapnya tentang tempat compileSdkVersion didefinisikan, baca tentang file build level modul. Menyetel setelan proxy Proxy berfungsi sebagai koneksi perantara antara klien HTTP dan server web yang menambah keamanan dan privasi ke koneksi internet. Untuk mendukung berjalannya Android Studio di balik firewall, gunakan halaman setelan Proxy HTTP Android Studio IDE untuk mengatur setelan proxy HTTP. Saat menjalankan plugin Android Gradle dari command line atau pada komputer yang tidak terinstal Android Studio, seperti server continuous integration, tetapkan setelan proxy dalam file build Gradle. , serta update versi Android Studio. Mempersiapkan proxy Android Studio Android Studio mendukung setelan proxy HTTP sehingga Anda dapat menjalankan Android Studio di belakang firewall atau jaringan aman. Untuk menetapkan setelan proxy HTTP dalam Android Studio Dari panel menu, klik File > Settings di macOS, klik Android Studio > Preferences. Di panel kiri, klik Appearance & Behavior > System Settings > HTTP Proxy. Halaman Proxy HTTP akan muncul. Pilih Auto-detect proxy settings agar Anda dapat menggunakan URL konfigurasi proxy otomatis untuk setelan proxy, atau Manual proxy configuration untuk memasukkan sendiri setiap setelan. Untuk penjelasan mendetail mengenai setelan ini, lihat Proxy HTTP. Klik Apply atau OK untuk menerapkan perubahan. Setelan proxy HTTP plugin Android untuk Gradle Saat menjalankan plugin Android dari command line atau pada komputer yang tidak terinstal Android Studio, tetapkan setelan proxy plugin Android Gradle dalam file build Gradle. Untuk setelan proxy HTTP spesifik-aplikasi, tetapkan setelan proxy dalam file sebagaimana diperlukan untuk setiap modul aplikasi plugins { id ' } android { ... defaultConfig { ... } ... } Untuk setelan proxy HTTP lingkup-project, tetapkan setelan proxy dalam file gradle/ Project-wide Gradle settings. ... ... Informasi tentang penggunaan properti Gradle untuk setelan proxy dapat dilihat di Panduan Pengguna Gradle. Mengoptimalkan performa Android Studio di Windows Performa Android Studio di Windows dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Bagian ini menjelaskan cara mengoptimalkan setelan Android Studio untuk mendapatkan performa terbaik di Windows. Meminimalkan dampak software antivirus pada kecepatan build Beberapa software antivirus dapat mengganggu proses build Android Studio, yang menyebabkan build berjalan sangat lambat. Saat Anda menjalankan build di Android Studio, Gradle mengompilasi resource dan kode sumber aplikasi Anda, lalu memaketkan resource yang telah dikompilasi bersama-sama ke dalam sebuah APK atau AAB. Selama proses ini, banyak file dibuat di komputer Anda. Jika software antivirus Anda mengaktifkan pemindaian real-time, software antivirus dapat memaksa proses build untuk berhenti setiap kali file dibuat saat antivirus memindai file tersebut. Untuk menghindari masalah ini, Anda dapat mengecualikan direktori tertentu dari pemindaian real-time dalam software antivirus. Daftar berikut menunjukkan lokasi default setiap direktori Android Studio yang dapat Anda kecualikan dari pemindaian real-time Cache Gradle %USERPROFILE%\.gradle Project Android Studio %USERPROFILE%\AndroidStudioProjects Android SDK %USERPROFILE%\AppData\Local\Android\SDK File sistem Android Studio Sintaksis %LOCALAPPDATA%\Google\ Contoh C\Users\YourUserName\AppData\Local\Google\ Menyesuaikan lokasi direktori untuk lingkungan terkontrol Kebijakan Grup Jika Kebijakan Grup membatasi direktori yang dapat dikecualikan dari pemindaian real-time di komputer, Anda dapat memindahkan direktori Android Studio ke salah satu lokasi yang tidak termasuk dalam Kebijakan Grup terpusat. Daftar berikut menunjukkan cara menyesuaikan lokasi setiap direktori Android Studio, dengan C\WorkFolder adalah direktori yang sudah dikecualikan oleh Kebijakan Grup Anda Cache Gradle Tentukan variabel lingkungan GRADLE_USER_HOME agar menunjuk ke C\WorkFolder\.gradle. Project Android Studio Pindahkan atau buat direktori project dalam subdirektori yang sesuai untuk C\WorkFolder. Contohnya, C\WorkFolder\AndroidStudioProjects. Android SDK Ikuti langkah-langkah berikut untuk menyesuaikan lokasi Di Android Studio, buka dialog Settings Preferences di macOS, lalu buka Appearance & Behavior > System Settings > Android SDK. Ubah nilai Android SDK Location menjadi C\WorkFolder\AndroidSDK. Agar tidak mendownload SDK ini lagi, salin direktori SDK yang sudah ada, yang secara default terletak di %USERPROFILE%\AppData\Local\Android\SDK, ke lokasi baru. File sistem Android Studio Ikuti langkah-langkah berikut untuk menyesuaikan lokasi Di Android Studio, klik Help > Edit Custom Properties. Android Studio akan meminta Anda membuat file jika Anda belum memilikinya. Tambahkan baris berikut ke file Anda Informasilatar belakang: Saya ingin menggunakan .img untuk menjalankannya dengan Complete Linux Installer di Android. Penginstal Linux Lengkap sudah menawarkan file .img (lihat di sini), tetapi terlalu kecil. Ubuntu hanya "melihat" ukuran file .img yang terlalu kecil untuk menjadi produktif - itulah sebabnya saya ingin membuat file .img yang Peringatan Mulai versi Theme Editor tidak lagi disertakan dalam Android Studio. Android Studio menyertakan asisten visual bernama Theme Editor yang membantu Anda Membuat dan mengubah tema aplikasi Anda. Menyesuaikan tema untuk pengklasifikasi resource berbeda. Memvisualisasikan efek perubahan warna pada elemen UI umum. Halaman ini memperkenalkan tugas-tugas mendasar yang dapat Anda lakukan dengan Theme Editor, dan menjelaskan cara melakukannya. Dasar-dasar Theme Editor Bagian ini menjelaskan cara mengakses Theme Editor dan tata letaknya. Mengakses Theme Editor Ada dua cara untuk membuka Theme Editor Dari file XML terbuka seperti klik Open editor di dekat bagian kanan atas jendela file. Dari menu Tools, pilih Theme Editor. Menavigasi Theme Editor Layar utama Theme Editor dibagi menjadi dua bagian. Sisi kiri editor menampilkan tampilan elemen UI khusus, seperti panel aplikasi atau tombol timbul, saat Anda menerapkan tema saat ini ke elemen tersebut. Sisi kanan editor menampilkan nama tema yang saat ini dipratinjau, modul tempat menentukan tema dan setelan resource tema, seperti Theme parent dan colorPrimary. Anda dapat memodifikasi tema desain dengan mengubah setelan resource ini. Tema dan warna Theme Editor memungkinkan Anda membuat tema baru, mengubah tema yang ada, dan mengelola warna yang membentuk tema tersebut. Membuat tema baru Untuk membuat tema, ikuti langkah-langkah berikut Buka menu drop-down Theme di dekat bagian atas sisi kanan Theme Editor. Klik Create New Theme. Dalam dialog New Theme, masukkan nama untuk tema baru. Dalam daftar Parent theme name, klik pada induk yang resource awalnya diwarisi oleh tema tersebut. Mengganti nama tema Untuk mengganti nama tema, lakukan langkah-langkah berikut Buka menu drop-down Theme di dekat bagian atas sisi kanan Theme Editor. Klik Rename theme-name. Dalam dialog Rename, masukkan nama baru untuk tema tersebut. opsional Untuk melihat bagaimana perubahan penampilannya, klik Preview. Untuk menerapkan perubahan, klik Refactor. Mengubah resource warna Untuk mengubah resource warna yang ada, misalnya colorPrimary, ikuti langkah-langkah berikut Di Theme Editor, klik persegi berwarna di samping nama resource yang ingin Anda ubah. Dialog Resources yang menampilkan daftar warna di sisi kiri, dan setelan serta informasi untuk warna resource yang dipilih saat ini di sisi kanan. Tetapkan warna untuk resource tema dengan memilih warna dari panel kiri, atau dengan menentukan warna baru, seperti dijelaskan di bawah. Memilih warna Warna dicantumkan di kolom kiri dialog Resources dan disusun ke dalam grup berikut. Project Ini adalah warna di dalam project Anda. Beberapa warna dapat diedit karena termasuk bagian dari sumber project Anda, dan beberapa lainnya tidak dapat diedit karena termasuk bagian dari library yang telah Anda sertakan dalam project. android Ini adalah resource warna yang termasuk dalam namespace android. Warna tersebut adalah bagian dari framework Android dan tidak dapat diedit. Theme Attributes Ini adalah atribut dari tema yang saat ini dipilih. Atribut tersebut direferensikan oleh tema dan dapat diubah tergantung tema yang telah dipilih. Atribut tema tidak pernah dapat diedit dari dalam dialog Resources. Menentukan warna baru Gambar 1. Editor warna Dari menu drop-down di kanan atas dialog Resources, klik Add new resource > New color Value. Dialog Resource menampilkan panel kanan yang dapat diedit dengan kolom Name kosong, sehingga Anda dapat memasukkan nama untuk warna kustom. Buat warna kustom dengan cara sebagai berikut. Langkah-langkah ini sesuai dengan info pada gambar 1. Ketik nama untuk nilai warna baru Anda di kolom Name kosong. Jangan gunakan spasi atau karakter khusus dalam nama. Garis bawah dan angka boleh digunakan. Skala warna, kolom Custom color, dan dropper Pada skala warna, klik warna yang Anda inginkan. Warna ditampilkan di kolom Custom color. Anda dapat menggunakan dropper di sebelah kiri kolom Custom color untuk memilih warna. Klik dropper , lalu klik sesuatu yang terlihat di mana saja di layar komputer Anda. Warna di kolom Custom color akan berubah sesuai warna yang dipilih. Tepat di bawah kolom Custom color, gunakan kolom yang dapat diedit dan menu drop-down di sebelah kiri untuk menentukan warna RGB, HSB, atau ARGB dengan nilai numerik. HEX yang setara dengan warna Anda ditampilkan dalam kolom yang dapat diedit hingga yang paling kanan. Untuk menyetel opasitas warna dan rona, gerakkan penggeser di bawah skala warna. Pilih salah satu kotak warna standar yang tersedia. Warna ditampilkan di kolom Custom Color dan namanya akan berubah sesuai dengan nama warna yang Anda pilih. Klik OK untuk menyimpan setelan Anda. Dialog Resources akan menutup dan mengembalikan Anda ke Theme Editor. Mengubah warna Anda dapat mengubah warna yang dapat diedit. Jika warna dapat diedit, Anda akan melihat kolom warna, rona, opasitas, nama, dan kolom konfigurasi ponsel yang dapat diedit. Lihat Select Color jika Anda ingin mengetahui mengapa beberapa kolom dapat diedit dan beberapa lainnya tidak. Sesuaikan setelan. Klik OK. Mencocokkan warna material Jika sudah menentukan atau mengubah warna project kustom, Anda dapat memastikan bahwa warna tersebut cocok dengan material palette color terdekat dengan mengklik CLOSEST MATERIAL COLOR, yang terletak di samping Custom color. Android Studio mengubah nilai warna dan opasitas warna yang Anda pilih ke warna material yang paling mirip, dan mengganti Custom color dengan nama warna dari palet material. Catatan Fitur CLOSEST MATERIAL COLOR hanya akan terlihat jika warna itu belum menjadi warna material. Melihat warna dan daftar status Theme Editor memungkinkan Anda menampilkan pratinjau warna yang dikaitkan dengan beragam status. Caranya, buka dialog Resources dengan mengklik kotak rangkaian warna di sebelah nama resource daftar status yang dapat diedit. Dialog Resources menampilkan daftar status, misalnya Selected, dan nilai warna yang terkait dengan status tersebut. Klik warna status untuk memilih nilai warna yang berbeda. Untuk mengontrol sepenuhnya status tersebut, Anda dapat menampilkan dan mengedit propertinya secara langsung dalam file XML yang menentukannya. Untuk informasi selengkapnya, lihat dokumentasi untuk class ColorStateList. Konfigurasi khusus perangkat Jika warna dapat diedit, Anda dapat memilih konfigurasi khusus perangkat untuk didukung oleh aplikasi Anda. Caranya, lakukan langkah-langkah berikut Buka dialog Resources. Untuk informasi tentang cara membuka dialog Resources, lihat Mengubah resource warna. Pilih warna Project, lalu di bagian bawah panel kanan, klik untuk memperluas Konfigurasi Ponsel, sehingga menampilkan set sumber dan nama file XML yang berisi resource, serta daftar direktori khusus konfigurasi untuk menempatkan file tersebut. Jika perlu, ubah nama file XML. Centang kotak di sebelah direktori yang terkait dengan konfigurasi khusus perangkat yang ingin Anda dukung. Semua konfigurasi yang tidak Anda tetapkan direktorinya secara default akan menggunakan direktori values. Untuk informasi selengkapnya mengenai hubungan antara nama direktori dan konfigurasi, lihat Mendukung Beberapa Layar. Untuk informasi selengkapnya mengenai nama direktori yang didukung, lihat Menyediakan Resource.
Untukmembuat GSI Android tanpa GMS, download kode sumber dari AOSP, lalu buat GSI Anda. Menginstal image GSI Catatan: Jika perangkat Anda telah menerapkan Booting Terverifikasi Android (AVB), download dan flash image berikut untuk menonaktifkan AVB sebelum mem-flash GSI: vbmeta.img
- Ketika menerima foto yang dikirim via WhatsApp, tak jarang foto tersebut terlihat blur karena kualitasnya turun. Hal itu disebabkan karena WhatsApp mengompresi file foto yang dikirim, sehingga ukurannya lebih kecil dan mudah ditransfer Namun, ada cara untuk membuat foto yang dikirim lewat WhastApp tetap pada resolusi tinggi, sehingga foto tidak akan blur. Bagaimana cara kirim foto di WhatsApp tanpa mengurangi kualitas aslinya? Cara kirim foto di WhatsApp tanpa mengurangi kualitas aslinya adalah dengan memanfaatkan fitur berkirim dokumen. Jenis file ini sedikit memakan waktu upload, apalagi jika ukuran file cukup file foto yang dikirim tidak akan turun kualitasnya layaknya mengirim foto dengan cara biasa. Baca juga Cara Mengirim Isi Percakapan WhatsApp ke Pengguna Lain lewat E-mail Cara kirim foto di WhatsApp tanpa mengurangi kualitas aslinya bisa dilakukan baik di ponsel Android maupun iOS. Di kedua platform ini caranya hampir mirip, hanya saja untuk iPhone/iPad, caranya sedikit lebih rumit. Android Di ponsel Android, cara mengirim foto via WhatsApp tanpa menurunkan resolusi, atau berupa dokumen bisa dilakukan dengan cara lebih mudah. Sebagaimana mengirim foto biasa, klik menu lampiran berupa ikon penjepit kertas di bagian bawah, atau sebelah ikon kamera. Kemudian, pilih opsi dokumen. Lanjutkan dengan klik "browse other documents" cari dokumen lain. Pilih foto mana yang akan dipilih, jika hanya memilih satu, klik opsi "send" kirim yang muncul secara pop-up. Jika ingin mengirim lebih dari satu foto, tahan satu foto hingga muncul tanda centang biru, lalu pilih beberapa foto lain yang yang dikehendaki. Kemudian pilih opsi "open" yang ada di kanan atas, dan pilih opsi "send". Tangkapan layar cara mengirim foto beresolusi tinggi berupa dokumen di yang terkirim akan berupa file dokumen dengan format JPG. Bedanya dengan pengiriman foto biasa, thumbnail foto tidak akan terlihat. Sehingga, penerima harus membuka file tersebut lebih dulu untuk mengetahui isi foto. Dikarenakan pengiriman berbentuk dokumen, maka foto tidak akan masuk ke galeri foto melainkan ke folder "files". Foto bisa ditemukan di "WhatsApp Documents". iOS iPhone/iPad Pengiriman serupa melalui iPhone agak sedikit rumit. Sebab membutuhkan bantuan "Files App" untuk menautkannya ke iCloud. Setelah gambar tersimpan di "Files App", cara pengirimannya sama dengan Android. Tangkapan layar bentuk file dokumen JPG di Android. Pilih ikon lampiran, lalu pilih file gambar yang telah disimpan di "Files App", lantas kirimkan gambar tersebut. Baca juga Cara Membuat Link Grup WhatsApp untuk Dibagikan Karena resolusi gambar yang tidak dikompresi, tentu konsekuensinya adalah penggunaan data yang lebih banyak untuk mengunggah gambar. Namun resolusi tetap terjaga. Waktu yang dibutuhkan untuk upload atau pengiriman juga agak sedikit lama, dibandingkan dengan pengiriman foto cara biasa, atau yang dikompresi. Tapi tidak ada salahnya menggunakan cara ini jika memang foto beresolusi tinggi dibutuhkan segera. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
STEP3 - KONEKSI DATABASE. Pada tahap ini, kita akan membuat sebuah file php yang berfungsi untuk koneksi ke database MySQL. Buat sebuah file dengan nama koneksi. The latest news about Opera web browsers, tech trends, internet tips. SQL, Tutorial Word. Press, Tutorial j. Query dan Tutorial c. Panel (Web Online). .
  • 1b7i5zlat9.pages.dev/158
  • 1b7i5zlat9.pages.dev/327
  • 1b7i5zlat9.pages.dev/107
  • 1b7i5zlat9.pages.dev/165
  • 1b7i5zlat9.pages.dev/51
  • 1b7i5zlat9.pages.dev/12
  • 1b7i5zlat9.pages.dev/253
  • 1b7i5zlat9.pages.dev/312
  • 1b7i5zlat9.pages.dev/309
  • cara membuat file img android